Namun kenyataannya kasus penyakit kawasaki yang
terdeteksi masih sangat jauh di bawah angka ini. Sekitar 20-40
persen-nya mengalami kerusakan pada pembuluh koroner jantung. Sebagian
akan sembuh namun sebagian lain terpaksa menjalani hidup dengan jantung
yang cacat akibat aliran darah koroner yang terganggu. Sebagian kecil
akan meninggal akibat kerusakan jantung.
Penyebab
Penyakit Kawasaki hingga saat ini belum diketahui, meski diduga kuat
akibat suatu infeksi, namun belum ada bukti yang meyakinkan. Karena itu
cara pencegahannya juga belum diketahui. Penyakit kawasaki ini juga
tidak terbukti menular.
Gejala awal Penyakit Kawasaki
Gejala
awal penyakit kawasaki pada fase akut adalah demam yang mendadak tinggi
dan bisa mencapai 41° C. Demam berfluktuasi selama setidaknya 5 hari
tetapi tidak pernah mencapai normal. Pada anak
yang tidak diobati, demam dapat berlangsung selama 1-4 minggu tanpa
jeda. Pemberian antibiotik tidak menolong. Sekitar 2-3 hari setelah
demam, mulai muncul gejala lain secara bertahap yaitu bercak bercak
merah di badan yang mirip seperti pada penyakit campak.
Namun gejala batuk pilek yang dominan pada campak biasanya ringan atau bahkan tidak ada pada Penyakit Kawasaki.
Gejala lain yang timbul adalah kedua mata merah, tapi tanpa kotoran
(belekan), pembengkakan kelenjar getah bening di salah satu sisi leher
sehingga kadang diduga penyakit gondong (parotitis), lidah merah
menyerupai stroberi, bibir juga merah dan kadang pecah-pecah, telapak
tangan dan kaki merah dan agak membengkak. Kadang anak mengeluh nyeri
pada persendian. Pada fase penyembuhan penyakit kawasaki terjadi
pengelupasan kulit di ujung jari tangan serta kaki dan kemudian timbul
cekungan berbentuk garis melintang pada kuku kaki dan tangan (garis
Beau).
Penderita Penyakit Kawasaki
harus dirawat inap di rumah sakit dan mendapat pengawasan dari dokter
ahli jantung anak. Komplikasi yang paling ditakutkan adalah pada jantung
(terjadi pada 20-40 persen penderita) karena dapat merusak pembuluh
nadi koroner. Komplikasi ke jantung biasanya mulai terjadi setelah hari
ke 7-8 sejak awal timbulnya demam.
Pada
awalnya dapat terjadi pelebaran pembuluh ini kemudian bisa terjadi
penyempitan bagian dalam atau sumbatan. Akibatnya aliran darah ke otot
jantung terganggu sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada otot jantung
yang dikenal sebagai infark miokard. Pemeriksaan jantung menjadi hal
yang sangat penting termasuk EKG dan ekokardiografi (USG jantung).
Kadang ultrafast CT scan, MRA (Magnetic Resonance Angiography) maupun
kateterisasi jantung diperlukan pada kasus yang berat. Pemeriksaan
laboratorium untuk penyakit ini tidak ada yang khas.
Biasanya
jumlah sel darah putih, laju endap darah dan C Reactive protein
meningkat pada fase akut. Jadi diagnosis ditegakkan atas dasar gejala
dan tanda klinis semata sehingga pengalaman dokter sangat dibutuhkan.
Pada fase penyembuhan, trombosit darah meningkat dan ini akan memudahkan
terjadinya trombus atau bekuan darah yang menyumbat pembuluh koroner
jantung.
Pengobatan Penyakit Kawasaki
Obat
yang mutlak harus diberikan adalah imunoglobulin secara infus selama
10-12 jam. Obat yang didapat dari plasma donor darah ini ampuh untuk
meredakan gejala Penyakit Kawasaki maupun menekan risiko
kerusakan jantung, tapi harga yang mahal menjadi kendala. Harga satu
gram berkisar Rp 1 juta. Penderita PK membutuhkan imunoglobulin 2 gram
per kg berat badannya.
Sebagai contoh, anak yang berat
badannya 15 kg misalnya membutuhkan 30 gram atau seharga sekitar Rp 30
juta. Penderita juga diberikan asam salisilat untuk mencegah kerusakan
jantung dan sumbatan pembuluh koroner. Jika tidak ada komplikasi anak
dapat dipulangkan dalam beberapa hari. Pada kasus yang terlambat dan
sudah terjadi kerusakan pembuluh koroner perlu rawat inap yang lebih
lama dan pengobatan yang intensif guna mencegah kerusakan jantung lebih
lanjut.
Jika dengan obat-obatan
tidak berhasil, kadang diperlukan operasi pintas koroner (coronary
bypass) atau bahkan, meskipun sangat jarang, transplantasi jantung.
Kematian dapat terjadi pada 1-5 persen penderita yang umumnya terlambat
ditangani dan puncaknya terjadi pada 15-45 hari setelah awal timbulnya
demam. Meskipun demikian, kematian mendadak dapat terjadi bertahun-tahun
setelah fase akut. Penyakit Kawasaki juga dapat merusak katup jantung
(terutama katup mitral) yang dapat menimbulkan kematian mendadak
beberapa tahun kemudian. Kemungkinan kambuhnya penyakit ini adalah
sekitar 3 persen.
Pada penderita
yang secara klinis telah sembuh total sekalipun, dikatakan pembuluh
koronernya akan mengalami kelainan pada lapisan dalam yang memudahkan
terjadinya penyakit jantung koroner pada usia dewasa muda kelak. Jika
ditemukan serangan jantung koroner akut pada dewasa muda, mungkin perlu
dipikirkan kemungkinan pernah terkena Penyakit Kawasaki saat masih
anak-anak. Kiranya kita semua perlu mewaspadai penyakit ini agar tidak
menimbulkan korban lebih lanjut.
sumber : http://sehatitubaik.blogspot.com/2010/11/penyakit-kawasaki.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar